Monday, April 8, 2013

Aksi Reaksi

Sudah beberapa waktu saya mencari seorang tukang pasang keramik untuk dapur saya,  setelah proyek tertunda  1.5 tahun semenjak saya pergi keluar negeri mencari sesuap nasi, akhirnya saatnya memenuhi janjiku membuatkan dapur untuk istri tercinta.

Dari satu tukang ke tukang yang lain tidak kunjung ada yang cocok yang paling terutama mengganjal adalah harganya sepertinya harga yang diberikan sembarangan bahkan ada tukang yang datang memberikan harga yang mahal dengan alasan ini itu menggunakan 2 tukang bisa selesai paling cepat 2 minggu (ya ampun dalam projek ini dikenal dengan over resources, over time tetapi scopenya tidak lah besar alias result yang dihasilkan sangatlah kecil).  Lucunya dalam waktu setengah hari si tukang menelpon kembali menurunkan discount sebesar 30% dari harga yang ditawarkan dalam hatiku kok mesti seperti ini menawarkan harga apakah tidak ada cara lain?

Jadi saya mulai menganalisa tukang-tukang yang pernah datang menggunakan teknik speed of trust dimana ketika kita percaya terhadap seseorang kita melihat beberapa aspek
1. Integritas - apakah orang tersebut antara berbicara dan tindakan kongruen.  Perhatikan body language tukang apakah dia betul-betul berkata jujur atau tidak, walaupun kita tidak memiliki lie detector kita memiliki intuisi untuk mampu merasakan apakah orang ini "walk the talk"
2. Intensi / Niat - apakah orang ini betul-betul care dengan dapur saya, tukang pertama begitu sibuk menakut-nakuti saya mengenai pemindahan pipa air memerlukan alat jutaan (aduh pleaaaseee deh itu cuman west pex) tetapi memang dia cukup meyakinkan dengan gayanya saya hampir terbeli, tetapi ada satu yang hilang dari dia yaitu dia tidak terlihat care dia tidak menanyakan secara spesifk jika keramiknya nanti dibobok apakah ada gantinya, dan sibuk mengenai harga harga duit duit....  malah menawarkan cara gampang dilem saja di atas keramik lama jadi nggak usah dikupas keramik lamanya. (ide males....)
3.  Capability / Kemampuan - dari semua tukang kita ambil 3 tukang saja dalam contoh ini kesemuanya tentu bisa karena ketiga-tiganya tukang , tapi sayangnya saya blom pernah melihat hasil kerjanya apakah halus , rapih atau tidak.  Hanya tukang pertama yang kerjanya nakut2in saya pernah liat kerjanya karena dia merupakan kontraktor dari developer rumah saya.
4.  Track record - Jelas tukang pertama memiliki track record terbanyak, tukang kedua tidak kenal dan saya tidak mau tahu juga karena harga yang asal-asalan diberikan dan dalam setengah hari menurunkan harga memberikan alasan karena rumah saya jauh dari kota sehingga dia harus naik transport ke tempat saya (lho kalau datang ke tempat saya saja susah bagamana mau kerja?) .

Pada akhirnya saya memilih tukang ke-3 dengan menggunakan analisa yang sama
1. Integrtas - selama ini dia menjadi ojek menjemput jarang telat walaupun terkadang ada saatnya uring-uringan ini sebetulnya yang membuat saya was-was untuk memilih dia
Tetapi ketika dia dengan jujur bilang butuh 3-4 hari  untuk mengerjakan saya tahu dia kongruen.
2. Intensi - ketika dia datang dan langsung menanyakan hal-hal yang detail seperti keramik, berapa cm ke kiri dan kanan, apakah menggunakan semen tertentu dan mau bertukar pikiran.  Terlihat dia peduli untuk memberikan yang terbaik.
3. Capability - dia sudah jadi tukang lama dan memang harga dia lebih mahal dari orang-orang biasanya per hari saya pikir itu pasti ada sebabnya, dan memang terbukti hari ini saya melihat dia selesai bobok dan sudah memasang keramik hasilnya rapih mengingat dia hanya sendiri
4.  Result/ Track record - walaupun ada beita miring mengenai dia karena sempat ribut dengan ibu-ibu tempat dia bekerja sebelumnya.

Setelah saya melihat orangnya saya cukup kaget beda sama sekali dengan yang diceritakan oleh ibu ibu tersebut.  Ibu-ibu tersebut bilang dia kerjanya uring-uringan terus kagak mau dikasih tahu dan lain-lain.  Padahal saya kalau memilih orang saya liat attitudenya dulu dan ketika mendengar hal tersebut saya sempet mengurungkan untuk bertemu Tukang Ke-3.

Lalu saya berpikir setiap aksi ada reaksi, istriku yang menunjukkan ini tanpa saya sadari.
Dia bilang "Kamu sadar nggak tukangnya mau mendengarkan kamu dan mau bertukar pikiran dan memberikan harga yang reasonable?" Saya bilang "Kenapa?"  Karena  kamu mau mendengarkan dia sebagai subject matter expert (serahkan pada yang ahlinya) dengan kerendahan hati mau menerima input membuat interaksi tersebut menjadi produktif.

Hukum Newton 3 (kebetulan sesuai untuk Tukang Ketiga) setiap aksi ada reaksi.

Benar saja setelah berjalan beberapa hari pemasangan keramik sebentar lagi selesai sesuai dengan waktu yang diperkirakan pekerjaan pun halus.

Jadi apakah anda memberikan aksi yang tepat?  Lihatlah dari reaksi partner bicara anda.


No comments:

Post a Comment

Blog ini akan menjadi lebih baik berkat comment anda