Beberapa hari yang lalu saya terkena flu. Yang pertama kali di kepala saya adalah "Hmmm kapan ya virus ini datang?" Apakah ketika saya naik bus lupa cuci tangan setelah memegang pegangan di bus, ataukah di MRT? Atau karena udara sedang kurang baik banyak turun hujan? Atau ?
Begitu banyak possibilitas saya menjadi pilek, lalu saya tertegun sambil meler-meler dikit. Untuk apa ya saya berada di Problem Thinking? Tentunya suara internal saya menjawab "Ya perlu dong kalau tidak besok-besok bisa kena pilek lagi lho? Lalu saya berpikir "Apakah benar penyebab yang sama bisa dihindari? Bukankah jauh lebih baik untuk menjaga diri sehat selalu sehingga virus tidak bisa datang"?
Orientasi berpikir pun berubah dari Problem Thinking menjadi Outcome Thinking.
Apa yang saya inginkan? Saya ingin sembuh dan bisa beraktivitas lagi dalam waktu sehari.
Setelah mengetahui outcome thinking, tinggal melakukan outcome orientation, dimana pikiran diorientasikan terus untuk mengejar apa yang diinginkan (fokus) yaitu sembuh dan tentunya untuk outcome yang lebih besarnya yaitu sehat selalu.
Outcome tersebut bisa didapatkan dengan istirahat, jauhi minuman dingin, minum vitamin C untuk sekarang, tidur pada waktunya dan lainnya.
Dengan outcome thinking, terasa badan menjadi lebih cepat sehat karena pikiran tidak terganggu dengan perasaan bersalah telah melakukan ini melakukan itu menjadi sakit (problem thinking) sudah sakit kok malah bermuram durja lagi , bermain-main investigasi lagi...bahkan tersasar di dalam labirin penyesalan.
Jadi keluarlah dari benang kusut pikiran dan biarkan pikiran fokus kepada outcome!
Begitu banyak possibilitas saya menjadi pilek, lalu saya tertegun sambil meler-meler dikit. Untuk apa ya saya berada di Problem Thinking? Tentunya suara internal saya menjawab "Ya perlu dong kalau tidak besok-besok bisa kena pilek lagi lho? Lalu saya berpikir "Apakah benar penyebab yang sama bisa dihindari? Bukankah jauh lebih baik untuk menjaga diri sehat selalu sehingga virus tidak bisa datang"?
Orientasi berpikir pun berubah dari Problem Thinking menjadi Outcome Thinking.
Apa yang saya inginkan? Saya ingin sembuh dan bisa beraktivitas lagi dalam waktu sehari.
Setelah mengetahui outcome thinking, tinggal melakukan outcome orientation, dimana pikiran diorientasikan terus untuk mengejar apa yang diinginkan (fokus) yaitu sembuh dan tentunya untuk outcome yang lebih besarnya yaitu sehat selalu.
Outcome tersebut bisa didapatkan dengan istirahat, jauhi minuman dingin, minum vitamin C untuk sekarang, tidur pada waktunya dan lainnya.
Dengan outcome thinking, terasa badan menjadi lebih cepat sehat karena pikiran tidak terganggu dengan perasaan bersalah telah melakukan ini melakukan itu menjadi sakit (problem thinking) sudah sakit kok malah bermuram durja lagi , bermain-main investigasi lagi...bahkan tersasar di dalam labirin penyesalan.
Jadi keluarlah dari benang kusut pikiran dan biarkan pikiran fokus kepada outcome!
No comments:
Post a Comment
Blog ini akan menjadi lebih baik berkat comment anda