Ketika saya tinggal di Amerika pada saat itu 1USD = 14.000 rupiah, betul-betul jomplang makan salad seharga 5 sampai 6 USD cukup pelik rasanya karena menghabiskan 84 ribu rupiah yang pada saat itu kalau makan di Jakarta hanya cukup dengan 25 ribu saja sudah kenyang. Membeli air mineral seharga 40 cent yang kurang lebih 6 ribu rupiah sebotol padahal di indonesia masih seribu rupiah pada waktu itu.
Setiap hari merupakan pengambilan keputusan berulang-ulang bukan mengambil keputusan di dunia kerja yang banyak tetapi malah lebih banyak di kehidupan sehari-hari terutama dalam menyikapi belanjaan yang harus dibeli. Pergi ke supermarket menjadi sesuatu yang memusingkan menjadi sebuah tempat dimana keputusan diambil berulang-ulang dan diperhitungkan lagi. Walaupun setiap kali belanja selalu mengingatkan diri "Kamu tuh mikirin apa sih? Kamu kan gajinya dollar ya pantes dong kalau menghabiskan dollar tersebut dengan membeli makanan dan barang-barang yang kamu suka." Tetapi ada suara lain yang berkata juga "Kamu gimana sih kalau itu beli di indo bisa murah banyak nggak usahlah beli itu sabar ajah toh kamu kan setahun sekali pulang, uangnya diirit ajah buat beli kartu telpon biar bisa telpon pacar sama orang-orang di rumah di indo".
Bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk mengambil keputusan setiap item yang masuk ke dalam trolley mengalami perdebatan yang hebat dan setiap barang yang tidak bisa masuk ke dalam trolley seperti menyayat bagian hati dan memberikan konfirmasi kalau segala sesuatunya tidak cukup.
Sampai suatu saat buku rekeningku sudah cukup besar dibandingkan dengan jumlah belanjaanku baru kebiasaan ini mulai hilang. Karena saya betul-betul melihat data dimana buku rekeningku menunjukkan berkali-kali lipat dibandingkan rata-rata yang saya habiskan setiap kali masuk ke supermarket. Pada saat itu saya hanya menggunakan "perasaan" saya dalam mengambil keputusan yang seharusnya dibantu dengan "pemikiran" akan jauh lebih cepat dibandingkan menghabiskan lebih dari 6 bulan sebelum saya mulai adjust dengan mata uang USD betapa banyak waktu dan kebahagiaan yang saya boroskan?
Lalu bagaimanakah caranya untuk tidak menghabiskan waktu sekian lama sebelum berhasil menenangkan diri, dalam kasus saya di Amerika saya cukup beruntung uang saya bisa terkumpul dengan cepat tetapi bagaimana jika kita dihadapi dalam kasus pemasukan dan pengeluaran yang setara dimana perasaan pasti akan bilang kalau tidaklah cukup untuk belanja, apakah kita harus bermuram durja dan terus menerus mengambil keputusan setiap item yang kita belanja?
Tips sederhana dari temanku ini bisa membantu ketika saya pindah ke Denmark saya mengalami hal yang sama lagi dimana 1DKK = 2000 rupiah cukup tinggi dan kejomplangan terasa lagi. Saya pikir saya sudah pernah merasakan di Amerika saya akan melakukan hal yang sama dengan bertahan selama 6 bulan dan mulai belanja setelah itu, terlalu lama dan terlalu besar risikonya karena di Denmark di musim dingin cuaca kelam matahari bersinar beberapa jam saja, dan jika saya masih tetap dengan metode lama saya, saya mungkin sudah masuk ke dalam jurang depresi sebelum bisa melihat rekening saya lebih besar dibandingkan jumlah belanjaan saya. Jadi bagaimana dong?
Hanya dengan membuat budget dan mencatat pengeluaran kita barulah kita terbebas dari ketakutan, seperti layaknya di dalam film-film horor biasanya setan-setan itu tidak muncul sampai akhir film yang kita lihat hanya bayangannya saja. Hal yang sama telah saya lakukan dalam pengeluaran saya , daripada saya menghadapi masalah tersebut dengan mencatatnya, dan memberikan budget setiap bulannya saya mengambil jalan menyiksa diri. Sangat mudah dengan cara membudget mulai dengan persentase katakan anda ingin menggunakan 30% dari gaji anda untuk belanja di supermarket setelah anda mendapat angka tersebut bagi menjadi 4 (asumsi 4X ke supermarket setiap hari sabtu). Dengan demikian anda tinggal belanja dengan santai di supermarket dan ketika sampe di counter ternyata melebihi budget anda minggu itu maka anda bisa stop belanjaan berikutnya di counter atau budget minggu depan di adjust.
Terkadang banyak hal mudah dibikin repot dalam hidup...
Semoga bermanfaat terutama untuk mereka yang baru pindah ke negara orang.
Apakah ada hal lain dalam hidup anda , dimana keputusan diambil berulang-ulang apakah bisa diambil sekali untuk seminggu, sebulan, setahun?
Friday, October 18, 2013
Tuesday, October 8, 2013
Kaset Rusak Sumber Penghabis Waktu
Memikirkan kejadian buruk terus-menerus tanpa solusi adalah sesuatu yang tidak bermanfaat dan merupakan salah satu penyumbang pemborosan waktu untuk hal yang tidak darurat dan tidak penting.
Hal ini mengingatkan saya pada suatu kejadian dimana salah satu teman saya sebut saja namanya Annie (bukan nama sebenarnya) dari pagi sampe sore tampangnya cembetut saja padahal kita berada di konferensi motivasi terbesar di Indonesia, cukup mengherankan bukan, sampai akhirnya dia bercerita kalau di pagi hari dia didamprat untuk sesuatu yang bukan salahnya dan dia masih kesal. Tiba-tiba teman kami Andi (lagi2 bukan nama sebenarnya) tertawa dan dia bilang "Annie, kamu itu tipe setia lho." Temanku Annie bingung "Maksud loe, Di?" Andi menyahut " Ya setia, setia sama kemarahanmu kejadian udah dari pagi masih disimpen diputer terus sampe sore". Saya tersenyum , Annie secara sengaja (walaupun banyak yang bilang mereka terpaksa) telah memilih untuk memutar kaset rusak, kaset kejadian di pagi hari yang diputar terus-menerus sampe sore. Dan ketika dia begitu kesal dia lupa dia sedang menghadiri konferensi motivasi dimana begitu banyak pelajaran yang bisa didapat dan Annie pulang tanpa membawa apa-apa dia membiarkan waktunya yang berharga terbuang percuma (sudah bayar tiket konferensi lagi).
Berbeda dengan kejadian yang tidak menyenangkan yang pernah menimpa mama saya, dia pernah dijambret dua kali, dan lucunya ketika saya telpon dan menanyakan keadaannya si mama hanya berkata
"Iya tadi nangkep kodok (ini kalimat khas mama kalau dia jatuh nyungsruk), semua kartu sudah diblok, sudah bikin laporan kepolisian dan buat pasport lagi deh"
Dengan santainya mama yang sudah menenangkan diri dari kejadian tersebut memilih untuk memutar gambar kejadian itu sekali saja dan menyelesaikannya saat itu juga. Mama memilih untuk tidak meneruskan kejadian itu di dalam pikirannya dan memilih mengambil pelajaran yang bisa didapat dan meninggalkan perasaan itu di masa lalu. Seperti kata Richard Bandler "The good thing about the past is that it's over".
Kita bisa bekerja efisien tetapi jika kita masih setia memutar kaset rusak (broken record) kejadian yang sudah lewat, waktu terbuang percuma dan yang lebih parah kesehatan pun terganggu.
Berdamailah dengan kejadian yang sudah terjadi ambil pelajarannya dan bergerak dan beraktivitas lagi dan ini termasuk mengambil keputusan sadar untuk tidak membiarkan gambar kejadian tersebut muncul lagi esok harinya.
Make peace with yourself and move on.
Hal ini mengingatkan saya pada suatu kejadian dimana salah satu teman saya sebut saja namanya Annie (bukan nama sebenarnya) dari pagi sampe sore tampangnya cembetut saja padahal kita berada di konferensi motivasi terbesar di Indonesia, cukup mengherankan bukan, sampai akhirnya dia bercerita kalau di pagi hari dia didamprat untuk sesuatu yang bukan salahnya dan dia masih kesal. Tiba-tiba teman kami Andi (lagi2 bukan nama sebenarnya) tertawa dan dia bilang "Annie, kamu itu tipe setia lho." Temanku Annie bingung "Maksud loe, Di?" Andi menyahut " Ya setia, setia sama kemarahanmu kejadian udah dari pagi masih disimpen diputer terus sampe sore". Saya tersenyum , Annie secara sengaja (walaupun banyak yang bilang mereka terpaksa) telah memilih untuk memutar kaset rusak, kaset kejadian di pagi hari yang diputar terus-menerus sampe sore. Dan ketika dia begitu kesal dia lupa dia sedang menghadiri konferensi motivasi dimana begitu banyak pelajaran yang bisa didapat dan Annie pulang tanpa membawa apa-apa dia membiarkan waktunya yang berharga terbuang percuma (sudah bayar tiket konferensi lagi).
Berbeda dengan kejadian yang tidak menyenangkan yang pernah menimpa mama saya, dia pernah dijambret dua kali, dan lucunya ketika saya telpon dan menanyakan keadaannya si mama hanya berkata
"Iya tadi nangkep kodok (ini kalimat khas mama kalau dia jatuh nyungsruk), semua kartu sudah diblok, sudah bikin laporan kepolisian dan buat pasport lagi deh"
Dengan santainya mama yang sudah menenangkan diri dari kejadian tersebut memilih untuk memutar gambar kejadian itu sekali saja dan menyelesaikannya saat itu juga. Mama memilih untuk tidak meneruskan kejadian itu di dalam pikirannya dan memilih mengambil pelajaran yang bisa didapat dan meninggalkan perasaan itu di masa lalu. Seperti kata Richard Bandler "The good thing about the past is that it's over".
Kita bisa bekerja efisien tetapi jika kita masih setia memutar kaset rusak (broken record) kejadian yang sudah lewat, waktu terbuang percuma dan yang lebih parah kesehatan pun terganggu.
Berdamailah dengan kejadian yang sudah terjadi ambil pelajarannya dan bergerak dan beraktivitas lagi dan ini termasuk mengambil keputusan sadar untuk tidak membiarkan gambar kejadian tersebut muncul lagi esok harinya.
Make peace with yourself and move on.
Friday, October 4, 2013
Never Again
Pada saat saya mengajar time management salah satu pertanyaan yang saya ajukan adalah
"Kebiasaan menghabiskan waktu apakah yang ingin anda hilangkan?"
The Never Again Habits.
Dengan berkembangnya diri banyak sekali kebiasaan-kebiasaan yang bisa dihilangkan karena tidak diperlukan lagi. Waktu saya kecil sampai remaja saya senang sekali menonton kartun anime sebelum saya tidur, merupakan sebuah pola dalam hidup saya. Dari kecil tidak banyak hiburan yang saya miliki Film dan TV adalah pusat hiburan yang saya miliki. Walau terlihat sepertinya sebuah kebiasaan belaka ketika saya melakukan pencatatan waktu yang saya gunakan setiap harinya (anda bisa melakukan ini cukup mencatat dalam setiap jamnya apa yang anda kerjakan) anda akan cukup takjub seberapa besar waktu terbuang untuk nonton TV atau streaming anime, well at least I am. Satu episode kartun anime sekitar 24 menit saya habiskan setiap minggunya. Dengan mengerti "Never Again" concept maka saya menghentikan menonton anime dan mulai menggunakan waktu tersebut untuk hal yang lain.
Memang betul kebiasaan tidaklah mudah dihilangkan tetapi bisa dilakukan dengan berbagai cara
1. Pure persistence and perseverance - Kegigihan dalam mencoba sampai tercapai hasil yang diinginkan.
2. Ask friends or relatives to watch with us - Minta bantuan saudara atau teman kita.
3. Ask yourself what reward does it give to you? Ketika saya memperhatikan reward yang saya inginkan dari menonton anime adalah perasaan senang, perasaan terhibur, perasaan harapan, penantian episode berikutnya kira-kira bagaimana kelanjutan dari cerita. Karena saya tahu seperti itu adanya maka saya menghentikan kebiasaan anime pada saat film tersebut tamat. (Menghentikan dalam keadaaan film bersambung akan memberikan perasaan unfinished business jadi sebaiknya dihindarkan jika anda belum terbiasa melakukan penghentian kebiasaan dengan rem mendadak)
4. Rusak rewardnya, carilah film anime yang betul-betul jelek jadi perasaan terhibur perasaan ada harapan hilang dari anime tersebut.
5. Isi kegiatan lain yang lebih bermanfaat sebelum tidur, memperhatikan pola kapan muncul kebiasaan tersebut.
6. Compulsion, nonton anime sebanyak-banyaknya dalam satu hari sampe eneg. Ini jadi mengingatkan paman saya yang teriak-teriak minta duren ketika dibeliin sebanyak satu becak dia tidak pernah berani makan duren lagi. (Bukan untuk semua orang hanya yang sudah muak dengan kebiasaan yang anda).
7. Tahan selama 21 hari untuk tidak melakukan kebiasaan yang sama
8. Biarkan otak kreatif anda memberikan berbagai macam variasi yang bisa digunakan untuk menukar kebiasaan yang anda ingin hilangkan.
Intinya adalah menghindari waktu digunakan untuk hal yang sifatnya tidak segera dan tidak penting (seperti gosip, atau membicarakan negatif mengenai orang lain sebagai contoh).
Dengan membebaskan waktu dari kuadran tidak darurat dan tidak penting, kita punya lebih banyak waktu untuk hal-hal yang penting yang darurat maupun tidak darurat.
(Contoh hal penting yang tidak darurat seperti belajar bahasa yang belum kesampain sampe sekarang, atau mengambil kursus yang selama ini ditangguhkan).
Jadi apakah never again anda? Sudah siapkah anda menggunakan waktu lebih efektif lagi?
"Kebiasaan menghabiskan waktu apakah yang ingin anda hilangkan?"
The Never Again Habits.
Dengan berkembangnya diri banyak sekali kebiasaan-kebiasaan yang bisa dihilangkan karena tidak diperlukan lagi. Waktu saya kecil sampai remaja saya senang sekali menonton kartun anime sebelum saya tidur, merupakan sebuah pola dalam hidup saya. Dari kecil tidak banyak hiburan yang saya miliki Film dan TV adalah pusat hiburan yang saya miliki. Walau terlihat sepertinya sebuah kebiasaan belaka ketika saya melakukan pencatatan waktu yang saya gunakan setiap harinya (anda bisa melakukan ini cukup mencatat dalam setiap jamnya apa yang anda kerjakan) anda akan cukup takjub seberapa besar waktu terbuang untuk nonton TV atau streaming anime, well at least I am. Satu episode kartun anime sekitar 24 menit saya habiskan setiap minggunya. Dengan mengerti "Never Again" concept maka saya menghentikan menonton anime dan mulai menggunakan waktu tersebut untuk hal yang lain.
Memang betul kebiasaan tidaklah mudah dihilangkan tetapi bisa dilakukan dengan berbagai cara
1. Pure persistence and perseverance - Kegigihan dalam mencoba sampai tercapai hasil yang diinginkan.
2. Ask friends or relatives to watch with us - Minta bantuan saudara atau teman kita.
3. Ask yourself what reward does it give to you? Ketika saya memperhatikan reward yang saya inginkan dari menonton anime adalah perasaan senang, perasaan terhibur, perasaan harapan, penantian episode berikutnya kira-kira bagaimana kelanjutan dari cerita. Karena saya tahu seperti itu adanya maka saya menghentikan kebiasaan anime pada saat film tersebut tamat. (Menghentikan dalam keadaaan film bersambung akan memberikan perasaan unfinished business jadi sebaiknya dihindarkan jika anda belum terbiasa melakukan penghentian kebiasaan dengan rem mendadak)
4. Rusak rewardnya, carilah film anime yang betul-betul jelek jadi perasaan terhibur perasaan ada harapan hilang dari anime tersebut.
5. Isi kegiatan lain yang lebih bermanfaat sebelum tidur, memperhatikan pola kapan muncul kebiasaan tersebut.
6. Compulsion, nonton anime sebanyak-banyaknya dalam satu hari sampe eneg. Ini jadi mengingatkan paman saya yang teriak-teriak minta duren ketika dibeliin sebanyak satu becak dia tidak pernah berani makan duren lagi. (Bukan untuk semua orang hanya yang sudah muak dengan kebiasaan yang anda).
7. Tahan selama 21 hari untuk tidak melakukan kebiasaan yang sama
8. Biarkan otak kreatif anda memberikan berbagai macam variasi yang bisa digunakan untuk menukar kebiasaan yang anda ingin hilangkan.
Intinya adalah menghindari waktu digunakan untuk hal yang sifatnya tidak segera dan tidak penting (seperti gosip, atau membicarakan negatif mengenai orang lain sebagai contoh).
Dengan membebaskan waktu dari kuadran tidak darurat dan tidak penting, kita punya lebih banyak waktu untuk hal-hal yang penting yang darurat maupun tidak darurat.
(Contoh hal penting yang tidak darurat seperti belajar bahasa yang belum kesampain sampe sekarang, atau mengambil kursus yang selama ini ditangguhkan).
Jadi apakah never again anda? Sudah siapkah anda menggunakan waktu lebih efektif lagi?
Thursday, October 3, 2013
Essentials of Trust
Having spent many years trying to define the essentials of trust, I arrived at the position that if two people could say two things to each other and mean them, then there was the basis for real trust. The two things were "I mean you no harm" and "I seek your greatest good". Jim Meehan British psychologist and poet
Subscribe to:
Posts (Atom)