Tuesday, January 28, 2014

Delegasi

Sebagai seorang atasan salah satu ketrampilan yang harus dimiliki adalah kemampuan mendelegasikan tugas. Jika mendelegasikan begitu mudah mengapa masih banyak atasan atau wirausaha yang masih mengerjakan segala sesuatunya sendiri?

Beberapa jawaban yang sering muncul adalah
1. Saya tidak punya waktu mengajarkan orang lain
2. Kalau dia sudah bisa nanti dia bisa mengambil posisi saya atau buka usaha seperti saya
3. Kalau mau hasilnya sempurna kerjakan sendiri
4. Waktu saya tetap habis sibuk memantau pekerjaan mereka
5. Dan banyak lagi yang lainnya bisa anda tanya kepada mereka yang masih demen mengerjakan segala sesuatunya sendiri

Cukup banyak juga ketakutan yang timbul untuk mendelegasikan sesuatu.

Ini mengingatkan saya sebuah cerita mengenai seorang pengendara forklift yang handal suatu saat dia diangkat menjadi supervisor mengawasi kerja 8 pengendara forklift yang lain.  Rekor sang supervisor ketika masih menjadi pengendara forklift adalah 8 kali bolak balik dari pintu container sampai ke rak gudang dalam waktu semenit belum ada yang memecahkan rekor tersebut.  Pada suatu hari salah satu bawahannya tidak masuk sebagai sang supervisor tidak ragu-ragu dia mengendarai forklift dan menunjukkan rekornya, yang dia lupa ada 6 orang pengendara forklift terkagum-kagum tetapi tidak bekerja...

Sebetulnya ketika kita diangkat menjadi seorang atasan dan diberikan gaji yang lebih besar kita diharapkan pada saat itu sudah memantau, mengajarkan dan mendelegasikan tugas-tugas kita ketika kita masih menjadi bawahan.  Jika kita masih menggenggam erat pekerjaan kita yang dahulu berarti perusahaan rugi membayar anda lebih mahal menghasilkan hasil yang sama.

Mari kita kupas tantangan di atas
1. Tidak punya waktu - tentu saja di depan kita akan menghabiskan waktu mengajarkan sesuatu tetapi jika kita ajarkan dengan benar tentunya anak buah kita mampu mengerjakan dengan baik.  Jika sesuatu yang kompleks buatlah flowchart (aliran proses), SOP/Sisdur.
2. Dalam hidup ini sainganlah yang membuat kita menjadi lebih maju, jika kita selalu sibuk menjaga rahasia yang kita miliki , kita tidak pernah belajar dari orang lain.  Kita tidak selalu  belajar dari atasan, sering sekali kita belajar dari bawahan kita.  Dengan membebaskan waktu kita mampu untuk memikirkan inovasi berikutnya.
3. Kalau mau hasilnya sempurna kerjakan sendiri - tentu saja seorang yang berpengalaman bertahun-tahun memiliki hasil yang sempurna, tetapi apakah sekarang masih jaman segala sesuatunya dilakukan dengan keringat?  sudah berapa banyak barang yang kini dibuat secara mesin dengan presisi jauh lebih tinggi dari yang berpengalaman?  Dengan membebaskan waktu kita mampu membeli mesin yang kita butuhkan.
4. Sibuk memantau?  Tentu saja kita sibuk memantau jika kita tidak pernah memberitahukan secara bertahap dan apa tingkat kesuksesan dari setiap tugas yang diberikan.  Jika anda seorang penjual mie dan anak buah anda tidak pernah diberitahukan apa tugas mereka dan apa hasil akhir setiap tugas mereka hanya akan duduk dan menunggu dipanggil.  Jika dipecah menjadi
Tugas A membuat bakmie - ukuran sukses bakmie panjang 2 meter tebal 2 mm
Tugas B membuat kuah - ukuran sukses X Liter air mendidih dengan Y sendok vetsin, Z sendok daun bawang dll.
Tugas C menerima orderan - ukuran sukses setiap pelanggan yang baru duduk dalam waktu satu menit sudah dilayani dan mendapatkan order untuk diberikan ke dapur.

Delegasi dalam bahasa sederhananya adalah bisa membiarkan orang lain bekerja tanpa harus bolak-balik bertanya atau mengganggu sesuatu yang sedang kita kerjakan.  Semakin mandiri seseorang maka anda sukses mendelegasikan pekerjaan!  Jadi mendelegasikan yang paling mudah adalah memberikan contoh, kenapa dilakukan seperti itu dan didukung dengan instruksi secara tertulis.

Selamat mencoba!





Friday, January 3, 2014

Seeing Greatness

Salah satu temanku pernah bertanya mengapa networking diperlukan?
Mungkin jawaban paling mudah adalah karena kita adalah makhluk sosial kita tidak bisa hidup sendiri, kita membutuhkan orang lain untuk diajak bicara, tukar pikiran, curhat.  Tetapi apakah hanya itu saja?

Yang menarik dari salah satu mantan bosku dia bilang , saya menginginkan seseorang yang bisa bermain/bekerja dengan hebat dan menyadari jika orang lain bermain hebat.  Saya pikir inilah salah satu inti dari networking yang penting karena jika kita bernetwork dan kita tidak bisa menyadari kehebatan maka kita tidak akan pernah mengagumi apalagi berlatih menjadi seseorang yang kita lihat tadi.   

Those who seek greatness and able to see greatness who can model them.
Mereka yang mencari kehebatan dan mampu melihat kehebatanlah yang mampu mencontoh mereka.

Jika anda merasa diri anda belum sukses dan merasa terhambat dalam memberikan potensi diri anda, bukankah sudah saatnya anda melihat kehebatan orang lain dan mulai berkenalan serta belajar dari mereka?